Kamis, 03 April 2008
Sampah Rumah Tangga
Adapun pengelompokan sampah dapat dilihat di bawah ini:
1. Sampah organik
adalah sampah yang dapat hancur secara alamiah baik oleh air hujan, panas matahari, terserap tanah.
Sampah kebun seperti daun, rumput, bunga layu, potongan ranting.
Sampah dapur seperti potongan sayuran, kulit buah dan buah, ampas jus atau ampas sayuran, ampas teh, ampas kopi.
Sampah kertas, potongan kertas dalam jumlah kecil.
Sampah kain bekas dari bahan katun
Sampah kotoran hewan herbivora (pemakan tumbuhan) seperti kotoran burung, kelinci, kuda , kambing dan bebek
2. Sampah anorganik
adalah sampah yang sulit atau tidak dapat hancur melalui proses alamiah. Sampah yang dapat didaur ulang sekitar 14 persen dari total sampah.
Kertas, kardus, koran dalam jumlah besar. Kaca, gelas atau botol. Kaleng dan alumunium Botol dan gelas plastik, kantong plastik kresek.
3. Sampah berbahaya yang tidak boleh dibuang sembarangan.
Sampah ini tidak dapat didaur ulang arau digunakan kembali. Teknologi untuk memusnahkannya adalah dengan pembakaran. Kertas pembungkus berlapis plastik, kantong plastik, pipa plastik PVC, papan sirkuit elekronik (PCB). Baterai. Kapsul dan pil sisa obat Gabus styrofoam Sampah rumah sakit, popok bayi sekali pakai, tekstil sintetis
Beberapa hal yang telah saya coba lakukan bersama keluarga terhadap sampah adalah:
- Memilah sampah organik baik basah maupun kering kedalam satu wadah yang kemudian saya masukkan kedalam lubang tanah yang telah disiapkan, dan setiap 2 minggu sekali saya tutup kembali menggunakan galian tanah yang baru, sehingga dapat membentuk kompos dan membuat tanah menjadi lebih subur.
Sampah daun, bekas makanan, sayuran organik dimasukan kedalam lubang, kalau sudah penuh/padat saya tutup dengan tanah.
- Sampah anorganik kami kelompokan untuk kemudian saya jual/berikan ke pemulung (lumayan bisa buat beli koran lagi hi...hi....)
- Sampah yang tidak dapat diolah saya bakar (sekitar 20% dari total sampah), sampah ini kadang tidak dihasilkan, jadi kami jarang sekali membakar sampah jenis ini.
Memang cara ini belum efektif dan belum ideal untuk mengejar zero waste, serta memerlukan sedikit lahan untuk menimbun, untuk anda yang tidak mempunyai lahan dapat mempelajari pembuatan kompos dengan kaleng bekas, mudah2xan saya bisa membahasnya di artkel lain.
Besar harapan saya bahwa tulisan ini dapat memberikan sedikit ketukan hati pembaca sekalian untuk melakukannya, setidaknya mulai dari keluarga kita tercinta.....
MARILAH......KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI YANG PEDULI MASA DEPAN ANAK CUCU KITA
KALAU BUKAN DARI SEKARANG KAPAN LAGI KITA MEMULAI
PEDULILAH TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR KITA
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda
Berlangganan Postingan [Atom]